Tuesday, February 16, 2010

Dikontrakkan Rumah setelah Lebaran

DKontrakkan  rumah Lokasi ditambun Bekasi, Tepatnya di Perumahan Kompas Blok C-30 No -5 Tambun Bekasi.

  • 3 kamar tidur ,
  • 1 kamar mandi,
  • listrik 1300 watt,
  • bebas banjir, 
  • dekat ke TOL Tambun dan TOL cibitung,
  • Luas Tanah 75 M dan Luas bangunan 63 an M
Serius hubungi :
  • 08159288993 (full day)
  • 02188367579 ( Malam, sabtu dan Minggu)

Monday, May 15, 2006

Mbah Arjo djapar

Lahir, di sebuah desa terpencil, di sisi utara kabupaten Klaten, yang penduduk setempat menamakannya dengan kampung sidorejo.

Dengan 5 orang anak, karena kemiskinannya 2 anaknya ( nomer 1 dan 3) di serahkan ke soaudaranya, yang salah satu anak itu adalah ibu dari siembah. Dan mbah arjo djapar hanya mengasuh ke 3 orang anaknya yang kesemuanya lelaki. Anak ke dua meninggal di waktu masih muda, karena di bunuh di zaman PKI. kemudaian tidak hanya sampai disitu saja mabah arjo djapar kehilangan anak anaknya, anak ke 4 meninggal karena sakit kanker, dan meninggalkan 4 orang anak yang masih kecil kecil. Tak lama kemudian anak terakhir juga meninggal karena kangker dengan meninggalkan 4 orang anak juga. Praktis tak satupuan anak yang diasuh oleh mbah arjo djapar yang masih hidup, untuk menemaninya sampai di menutup usia.

Mbah Arjo djapar, biasa kami memanggilnya, Beliau menderita kebutaan di saat usianya 50 an, Mbah Arjo djapar menderita katarak yang mengakibatkan kebutaan, Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya beliau menerima bantuan dari anak anaknya di samping istrinya yang berjualan di teras rumahnya.
Mbah arjo djapar adalah seorang pemuka agama di kampungnya, dikenal sebagai mudhin, Beliaulah yang selalu memimpin doa untuk setiap kegiatan di kampungnya.

Walaupun buta mbah arjo djapar tidak pernah meninggalkan Sholat berjamaah di masjid, jarak antara masjid ke rumahnya mungkin sekitar 500 meter dengan tiga kali belokan.

Hanya berbekal tongkat, mbah arjo djapar menyusuri jalan setapak kemasjid, di sebuah gang yang menuju rumahnya, cucunya memasangkan bambu lurus yang terus memanjang sampai ke jalan besar yang di gunakan sebagai pegangan agar mbah arjo djapar tidak tersesat.

Walau usianya sudah sangat senja, mbah arjo djafar selalu mengumandangkan adzan, terutama disaat sholat shubuh. Tanda Adzan itu bagi kami tidak hanya sebagai tanda seruan sholat tapi juga sebagai tanda bagi kami kalau mbah arjo djapar masih sehat,

Mbah arjo djapar tidak pernah mau meninggalkan rumahnya untuk ikut bersama kami. Jarak antar rumah kami dan mbah arjo djapar sekitar 2 km. dan kami hanya mengunjungi sebulan sekali,
Mbar arjo djapar tidak mau tinggal bersama kami karena beliau ingin mati di kampungnya dan ingin menghidupkan masjid di kampungnya.

Suatu hari ada yang membuang bambu yang menghubungkan rumah mbah arjo djapar ke gang, sebagai akibatnya mbah arjo djapar tersesat dan jatuh di parit, namun musibah itu tidak pernah menghalangi mbah arjo djapar untuk selalu kemasjid.

Dan jika setelah beberapa hari kami tidak mendengar suara adzan mbah arjo djapar , biasanya salah satu dari kami atau bahkan ayah kami pergi kesana untuk menengok ada apa gerangan dengan mbah arjo djapar.

Dan disetiap hari untuk mengisi hari harinya dan untuk mengetahui waktu sholat, mbah arjo djapar selalu mendengarkan radio transistor, radio ini sangat tua, dengan bungkusnya saja masih dari kayu yang di jalankan dengan 6 buah batery yang besar.

Sampai tutup usia mbah arjo djapar hampir tidak pernah meninggalkan Sholat berjamaah di masjid, Mbah arjo djapar berpulang ke Allah SWT di usia 90 an, 3 tahun yang lalu, Dengan meninggalkan 2 orang anak, 20 cucu (salah satunya si embah) dan belasan buyut.

Smoga Mbah Arjo djapar mendapat tempat semestinya di alam sana, dan diampuni segala dosanya. Sulit sekali mengikuti jejakmu untuk selalu sholat berjamaah di masjid, walau kami sangat sehat, tapi sedapat mungkin kami akan melakukan.....

Wednesday, February 22, 2006

36

MENARA THAMRIN Lt 23, Selasa,20 pebruary 2006 jam 12.30 WIB,

Habis makan siang, aku pergi ke Menara thamrin di lantai 23, untuk membuat proposal buat calon nasabah, Waktu itu aku sedang membikinkan proposal ilustasi untuk temen kantor yang sudah berumur 41,

Tiba tib ada salah satu agen Prudential yang bertanya kepadaku,

Agen : " Lho pak saya kira masih muda ternyata sudah umur 41 ya" (dia mengira aku bikin proposal untuk diriku sendiri"

Aku : " Emang kamu pikir saya umur berapa?" Tanyaku kepadanya

Agen : " Saya kira masih umur 36 man, ternyata sudah 41, masih kelihatan muda pak"

Aku : " Gubrakzzz, Ini aku lagi bikinin ilustrasi teman, Aku masih di bawah 30 nih..."

Agen : "?!?*$#"